DNAvirus menempel pada DNA sel inang pada fase lisogenikC. daya tahan sel inang rendah pada fase lisogenik. D. DNA virus melebur pada DNA sel inang pada fase lisogenik. E. DNA menempet pada DNA sel inang pada fase litik. 22. Jensi virus dan keterangan yang sesuai dengan gambar di bawah ini adalah.
– Gambar Daur Litik bisa sahabat biologi lihat pada beberapa gambar yang telah kami sediakan di bawah ini. Tapi sebelum melihat gambarnya, sudahkah sahabat tahu apa itu daur ulang litik? Rasanya hampir semua sahabat biologi pernah terjangkit sebuah virus, dan mungkin sahabat biologi salah satu yang pernah mengalaminya. Virus sendiri merupakan sebuah penyebab dari beberapa penyakit yang dapat menular. Misalnya saja penyakit influenza hingga cacar. Penyebaran virus ini sendiri dapat terjadi melalui dua daur yakni daur litik atau siklus litik dan daur lisogenik atau siklus lisogenik. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai salah satu daur yang menyebabkan virus menyebar atau menular yaitu daur litik. Apa Itu Daur Litik atau Siklus Litik? Daur litik sendiri merupakan salah satu siklus reproduksi atau pun replikasi genom virus yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian untuk sel inang mau pun tempat virus tersebut hidup. Virus sendiri hanya bisa melakukan replikasi pada siklus litik ini atau disebut dengan virus virulen. Lalu bagaimana proses reproduksi daur litik pada virus? Berikut ini ulasan lengkapnya! Proses Reproduksi Daur Litik pada Virus Virus adalah makhluk mikroorganisme yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, bersifat parasit yang menginfeksi sel organisme biologis untuk dijadikan sel inangnya. Virus dapat mereproduksi diri dan bereplikasi dengan dua daur atau siklus. Salah satunya adalah daur litik. Tahapan Proses Daur Litik Daur litik merupakan daur reproduksi virus yang dengan cara menghancurkan sel inangnya. Adapun tahap ataupun fase-fase daur litik adalah sebagai berikut 1. Tahap Adsorpsi Tahap adorpsi merupakan tahap pertama dalam daur litik ini, yaitu diawali dengan reseptor sel menempel pada dinding sel inangnya. Selanjutnya virus akan mengeluarkan enzim lisozim untuk membuat lubang di dinding sel inang untuk tahap penetrasi. 2. Tahap Penetrasi Di tahap kedua ini, setelah dinding sel inangnya berlubang, virus memasukkan materi genetiknya DNA/RNA ke dalam sitoplasma sel inangnya. 3. Tahap Sintesis Pada tahap yang ketiga ini, atau tahap sintesis, virus membunuh DNA sel inangnya sehingga tidak berfungsi lagi. Kemudian DNA virus akan mengambil alih mengendalikan kehidupan sel inangnya secara utuh. Lalu DNA virus akan mereplikasi dirinya secara terus menerus hingga dalam jumlah yang banyak. Dalam tahap ini terjadi pembentukan berbagai komponen tubuh virus seperti ekor, rambut ekor, dan kepala. 4. Tahap Perakitan Pada tahap keempat ini, komponen tubuh virus yang terpisah-pisah terdiri dari ekor dan kepala serta rambut ekor dirakit menjadi kapsid. Kemudian DNA masuk ke dalam kapsid, maka terbentuklah virus baru yang utuh. 5. Tahap Lisis Pada tahap terakhir ini virus mengeluarkan enzim lisozim, lalu virus melisiskan sel inangnya. Kemudian virus-virus itu keluar dari sel inang yang telah ia buat hancur. Nantinya virus-virus baru tersebut akan menginfeksi dan kemudian bereplikasi lagi bersama sel inang yang lain. Daur Lisogenik Selain daur litik, terdapat pula daur lisogenik yang memiliki banyak perbedaan dengan daur litik. Namun sebelum membahas mengenai perbedaan di antara keduanya, mari kita simak terlebih dahulu apa itu daur lisogenik ini. Pengertian Daur Lisogenik Daur lisogenik merupakan proses penyatuan materi genetik virus dengan materi genetik bakteri. Proses tersebut dinamakan dengan lisogeni dan pada siklus ini sel bakteri tidak akan mengalami proses litik. Sebab virus tidak akan memproduksi tubuh tubuh virus yang baru secara langsung. Tahapan Pada Daur Lisogenik Pada tahapan ini virus memasukkan materi genetik pada sel bakteri yang akan menyatukannya dengan materi genetik bakteri. Jika bakteri melakukan pembelahan diri, materi genetik virus pun akan mulai membelah sehingga terjadi penggandaan. Siklus ini mengalami beberapa tahapan dimulai dari adsorpsi, penggabungan, pembelahan, sintesis, perakitan hingga litik. Perbedaan Daur Litik dengan Daur Lisogenik pada Virus Virus dapat bereproduksi dengan cara daur litik ataupun daur lisogenik. Dari namanya yang berbeda, kita dapat menyimpulkan bahwa kedua daur tersebut berbeda. Tentu saja, daur litik mempunyai banyak perbedaan dengan daur lisogenik Berikut ini adalah perbedaannya 1. Tahap pada daur litik adalah adsorpsi, penetrasi, sintesis, perakitan, dan lisis. Sedangkan tahap-tahap daur lisogenik adalah adsorpsi, penetrasi, penyisipan gen virus, dan pembelahan. 2. Daur litik bersifat non virulen, yaitu masuknya DNA virus kepada sel hidup tidak diikuti dengan pembentukan virus-virus yang baru. Sedangkan daur lisogenik bersifat virulen, yaitu masuknya DNA virus pada sel hidup tidak selalu diikuti dengan pembentukan virus-virus yang baru. 3. Pada daur litik, nantinya sel inang akan mati. Sedangkan pada daur lisogenik sel inang akan tetap hidup dan tidak akan mati. 4. Daur litik menghasilkan virus ganas virulent. Sedangkan, replikasi daur lisogenik menghasilkan virus biasa saja. 5. Daur litik mengalami tahap lisis atau penghancuran. Sedangkan daur lisogenik tidak mengalami tahap lisis atau penghancuran. 6. Daur litik tidak mengalami fase penggabungan dan fase pembelahan. Sedangkan daur lisogenik mengalami fase penggabungan dan fase pembelahan. 7. Pada daur litik DNA virus menghancurkan DNA sel inangnya, kemudian mengambil alih perannya. Sedangkan pada daur lisogenik DNA virus akan bergabung dan menyatu dengan DNA sel sehingga tidak merusak sel. 8. Daur litik tidak bisa berubah menjadi daur lisogenik, walaupun sel inangnya sudah mati. Sedangkan daur lisogenik dapat berubah menjadi daur litik, bila vilurensi derajat kemampuan untuk menyebabkan penyakit sel inangnya hilang. 9. Pada daur litik virus mereplikasi diri dan menghasilkan keturunan sel inangnya bakteriofage. Sedangkan pada daur lisogenik, hasil replikasi virus tidak dalam keturunan sel inang. 10. Reproduksi pada daur litik tidak terikat pada kromosom inangnya bebas. Sedangkan pada daur lisogenik reproduksinya terikat pada kromosom inangnya tidak bebas. 11. Pada daur litik, ada gejala infeksi virus. Sedangkan pada daur lisogenik, tidak ada gejala infeksi virus. 12. Waktu reproduksi daur litik lebih singkat daripada daur lisogenik. Sedangkan reproduksi daur lisogenik lebih lama daripada daur litik. Nah, itu dia gambar daur litik beserta dengan penjelasan lengkapnya khusus untuk sahabat biologi semua, sampai jumpa pada pembahasan berikutnya, selamat belajar. Artikel Lainnya Fungsi Garam Mineral – Bagi Tubuh, Bagi Sel, Beserta Zatnya Sendi Sinartrosis – Pengertian, Perbedaan Dengan Sinkondrosis, Beserta Contoh Gambar Sel Tumbuhan dan Fungsinya
Litik setelah terbentuk bakteri virus baru terjadilah litik/pecah sel. Virus - virus baru yang terbentuk berhamburan keluar sel inang dan siap untuk menyerang sel inang baru. Gambar siklus lisogenik dapat dilihat seperti berikut. Demikian tadi ulasan daur litik dan lisogenik pada perkembangbiakan virus, terima kasih sudah mengunjungi
Dalam hidup, kita tidak selalu sehat. Ada kalanya sakit dan membutuhkan satu dua obat sekaligus istirahat yang cukup. Penyebabnya pun beragam seperti bakteri, virus, dan lain sebagainya. Beberapa virus yang hinggap di tubuh manusia membutuhkan perawatan khusus dan intensif. Beberapa lainnya hanya membutuhkan istirahat yang cukup dan perawatan sederhana. Virus-virus dalam tubuh manusia berkembang dengan beberapa cara seperti siklus litik, siklus lisogenik, dan sebagainya. Dalam tulisan ini akan dibahas lebih detail mengenai siklus lisogenik. Grameds dapat menyimak sekaligus memperoleh rekomendasi buku untuk membantu belajar biologi. Konsep dan Ciri-Ciri VirusStuktur dan Pengelompokkan Virus1. Kepala2. Kapsid3. Isi Tubuh atau Virion4. EkorPerbedaan Virus dan Bakteri 1. Ukuran2. Susunan Kimiawi3. Tempat Hidup4. Mutasi5. Cara Berkembang BiakKonsep Siklus Lisogenik1. Adsorpsi dan Penetrasi2. Tahap Penggabungan3. Tahap Pembelahan4. Tahap Sintesis5. Tahap Perakitan6. Tahap LisisKonsep dan Tahapan Siklus Litik 1. Adsorpsi2. Penetrasi3. Replikasi4. Perakitan5. LisisPerbedaan Siklus Lisogenik dan Siklus LitikCara Mencegah Sekaligus Mengatasi Infeksi Virus1. Memaksimalkan Sistem Imun2. Vaksin3. Minum Obat Antivirus4. Menjalani Gaya Hidup SehatBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Siklus Konsep dan Ciri-Ciri Virus Virus merupakan organisme terkecil yang ada di dunia. Ia dapay menginfeksi makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, hewan, jamur, dan bakteri. Infeksi virus dapat mengakibatkan penyakit baik skala ringan maupun berat bagi manusia. Dalam buku Dunia IPA 3A untuk Kelas 3 SD karya Drs. H. Oanut, dkk, virus merupakan makhluk hidup yang tidak termasuk dalam kelompok hewan ataupun tumbuhan. Ia dapat menyebabkan berbagai macam penyakit baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Virus juga dapat didefinisikan sebagai suatu organisme yang mampu menggandakn atau menyebarkan diri dengan misi menginfeksi organisme lainnya. Kemudian, akan memberikan dampak bagi kehidupan organisme lainnya. Organisme tersebut akan berpotensi mengalami suatu penyakit. Ia hidup dan mempervanyak diri dengan menumpangi organisme lain. Jika virus masuk ke dalam sel inang. Kemudian memasukkan sejenis materi genetik ke dalam sel inang dan mengambil alih fungsi sel inang tersebut. Untuk lebih memahami virus, Grameds dapat menyimak beberapa ciri-ciri virus yang dirangkum dari laman Berikut rinciannya. Hanya memiliki bahan genetik RNA atau DNA saja. Tidak memiliki sel atau bersifat aseluler. Berukuran lebih kecil dari bakteri. Memiliki bentuk yang bervariasi. Hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Dapat dikristalkan. Memerlukan asam nukleat untuk berkembang biak. Tidak memiliki sitoplasma. Tidak melakukan aktivitas metabolisme. Stuktur dan Pengelompokkan Virus Virus terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut. 1. Kepala Kepala virus berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Kepala virus berisi asam nukleat. Untuk virus berstruktur bakteriofag asam nukleatnya berupa DNA. Fungsinya sebagai pengendali virus. 2. Kapsid Kapsid merupakan bagian dari kepala virus yang diselubungi oleh protein. Ia tersusun dari unit protein yang disebut dengan kapsomer. Fungsi utamanya sebagai pemberi bentuk sekaligus melindungi virus dari kondisi lingkungan yang merugikan bagi virus tersebut. 3. Isi Tubuh atau Virion Isi tubuh virus adalah bahan genetic berupa asam nukleat DNA atau RNA. Jenis asam nukleat pada virion akan memberikan pengaruh bentuk tubuh virus. Virion dapat berupa RNA yang biasanya dimiliki virus yang menyerupai kubus, bulat, atau polihedral. 4. Ekor Virus memiliki ekor yang berfungsi sebagai tempat untuk melekatkan diri pada sel inang atau sel organisme lain yang ditumpangi. Pada bagian ekor terdiri dari selubung ekor, serabut ekor, dan lempengan dasar. Di setiap ujung serabut ekor terdapat reseptor yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Virus memiliki beragam bentuk dan variasi. Namun, apapun bentuk dan variasinya tetap dapat menginfeksi manusia dan makhluk hidup lainnya. Melanisr dari laman berikut pengelompokkan virus berdasarkan bentuknya. Heliks atau bentuk tangga spiral. Contoh virus berbentuk heliks yaitu virus mosaik tembakau. Ikosahedral, atau bentuk hampir lingkaran. Envelope, yakni virus yang dikelilingi membran lipid. Ia termasuk virus dengan amplop tersebut, yakni HIV dan virus influenza. Bentuk lain, misalnya virus dengan kombinasi heliks dan icosahedral. Perbedaan Virus dan Bakteri Virus dan bakteri memiliki sejumlah perbedaan sebagai berikut. 1. Ukuran Virus memiliki ukuran berkisar antara 20-300 nm. Ukuran tubuhnya lebih kecil daripada bakteri yang umumnya berukuran lebih besar dari nm. Tidak hanya itu, virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron ME. Sedangkan, bakteri mampu dilihat dengan mikroskop cahaya. 2. Susunan Kimiawi Bakteri memiliki susunan kimiawi terdiri dari RNA, DNA, dan protein. Sedangkan, susunan kimiawi virus terdiri dari satu inti berupa satu molekul RNA atau DNA saja. Umumnya, pada bakteri terdapat enzim untuk pertukaran atau metabolisme sementara virus tidak memilikinya. 3. Tempat Hidup Bakteri merupakan organisme yang mampu hidup dalam sel atau jaringan hidup ataupun mati. Sementara, virus hanya mampu hidup dalam sel atau jaringan hidup inang seperti hewan atau manusia. Bakteri mampu hidup di dalam sel intraseluler ataupun di luar sel ekstraseluler namun, virus hanya mampu hidup secara intraseluler. 4. Mutasi Bakteri tidak memiliki daya mutasi atau yang biasa disebut dengan daya untuk mengubah sifat antigennya. Di sisi lain, virus memiliki daya mutase yang dapat terjadi secara spontan. Misalnya ketika radiasi atau diolah dengan bahan kimia tertentu. 5. Cara Berkembang Biak Bakteri berkembang biak dengan cara belah pasang binary fission. Sedangkan, virus berkembang biak melalui serangkaian tahapan, yakni infeksi, viroeksis, pinositosis, dan fase eclipse. Jika sel inang mati maka virus pun akan mati. Sedangkan, bakteri mampu hidup sebagai saprofit meskipun sel inang telah mati. Siklus lisogenik merupakan siklus reproduksi virus yang melibatkan integrase asam nukleat virus ke dalam genom sel inang sehingga menciptakan profag prophage. Sistem kerja virus ini tidak dengan menghancurkan sel dalam siklus lisogenik. Ia akan terus hidup dan bereproduksi secara normal. Sementara itu, materi genetik di dalam profag akan ditransmisikan ke asal anak bakteri. Lebih ringkasnya, siklus lisogenik memiliki tahapan yang hampir sama dengan siklus litik. Perbedaannya terletak pada caranya menyisipkan dirinya. ia tidak menghancurkan sel inang, tetapi berintegrasi dengan DNA inang. Jika sel inang membelah asam nukleat virus akan ikut membelah dan menyisip pada DNA inang. Siklus lisogenik ditemukan oleh Andre Lwoff pada 1950. Adapun virus yang menggunakan siklus lisegenik adalah virus HIV yang menyebabkan penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrom AIDS. Tahapan Siklus Lisogenik Siklus lisogenik terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut. 1. Adsorpsi dan Penetrasi Pada atahap adsorpsi dan penetrasi, virus akan menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik. Kemudian akan menghancurkan membrane sel dengan enzim lisozim. Virus akan melakukan penetrasi pada sel inang. Caranya dengan menyuntikkan materi genetik yang ada pada asam nukleatnya ke dalam sel. 2. Tahap Penggabungan DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan terjadi penggabungan antara DNA bakteri dengan DNA virus. DNA tersebut berbentuk kalung yang tak berujung pangkal terputus. Kemudian, DNA virus akan menyisip di antara DNA bakteri yang terputus. Lalu, terbentuklah rangkaian DNA utuh yang telah terinfeksi atau tersisipi DNA virus. 3. Tahap Pembelahan DNA virus yang telah tersambung dengan DNA bakteri membuat DNA virus tidak dapat bergerak. Keadaan tersebut disebut dengan profag. Ketika DNA bakteri melakukan replikasi sel secara langsung maka profag pun akan melakukan replikasi. Hal tersebut dikarenakan DNA virus bergabung dengan DNA bakteri. Demikian juga, ketika sel bakteri mengalami pembelahan. Secara langsung, dua anak sel bakteri yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami pembelahan. Sehingga, jumlah profag sama dengan jumlah bakteri sel inangnya. 4. Tahap Sintesis Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag bisa saja memisahkan diri dengan DNA bakteri sekaligus merusak DNA bakteri. Kemudian, menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk sintesis protein yang fungsinya sebagai kapsid untuk virus-virus baru dan replikasi DNA. 5. Tahap Perakitan Pada tahap perakitan kapsid-kapsid virus utuh sebagai selubung virus. Setelah kapsid virus utuh maka akan diisi dengan DnA hasil replikasi. Kemudian, terciptalah virus-virus baru. 6. Tahap Lisis Pada tahap litik, dinding bakteri akan pecah dan virus berhamburan keluar. Kemudian akan menyerang bakteri lain. Konsep dan Tahapan Siklus Litik Siklus litik merupakan proses reproduksi virus yang dilakukan dengan memperbanyak diri atau replikasi di dalam tubuh inang. Kemudian, menghancurkan tubuh inang tersebut. Virus yang memperbanyak diri dengan siklus litik akan melakukan penetrasi ke inang. Ketika di dalam tubuh inang, virus akan memperbanyak diri. Kemudian, keluar dari inang. Setelahnya, sel inang akan mengalami lisis atau pecah. Siklus litik terjadi setelah melalui beberapa tahap berikut ini. 1. Adsorpsi Adsorpsi merupakan tahap penempelan dari partikel virus atau virion pada sel inang yang sesuai. 2. Penetrasi Penetrasi merupakan tahapan injeksi asam nukleat virus ke dalam sel inang. Virus akan melubangi membrane plasma sel inang dan dinding sel, jika ada menggunakan enzim seperti lisozim pada bakteriofage. 3. Replikasi Pada tahap replikasi terjadi penduplikatan atau virus memperbanyak diri dengan menggunakan asam nukleat dalam tubuhnya. 4. Perakitan Pada tahap perakitan, virus akan membentuk tubuh mereka. Pada tahap ini, kapsid yang telah terbentuk pada tahap sintesis akan mulai diisi dengan asam nukleat yang telah tereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh. 5. Lisis Pada tahap lisis, terjadi pelepasan partikel virus yang telah matang. Perbedaan Siklus Lisogenik dan Siklus Litik Siklus litik dan lisogenik memiliki beberapa perbedaan, selain cara menumpang kepada inangnya. Berikut beberapa perbedaanya yang dilansir dari laman DNA virus tidak terintegrasi pada siklus litik, sementara pada siklus lisogenik terjadi integrasi DNA virus ke dalam DNA sel inang. DNA inang pada daur litik terhidrolisis, sementara DNA inang pada siklus lisogenik tidak terhidrolisis. Perbedaan siklus litik dan lisogenik juga dapat dilihat dari tidak adanya tahap profag pada siklus litik, sementara siklus lisogenik mengalaminya. Replikasi DNA virus pada siklus litik terjadi secara independen, sementara pada lisogenik terjadi bersama DNA inang. Siklus litik terjadi dalam waktu singkat, sementara lisogenik dapat memakan waktu yang lebih lama. Mekanisme seluler diambil alih oleh genom virus pada daur litik, sementara mekanisme seluler sel inang mengalami gangguan oleh genom virus pada daur lisogenik. Cara Mencegah Sekaligus Mengatasi Infeksi Virus Kita sebagai manusia dapat mencegah terjangkit virus tertentu sekaligus mengatasi bila virus telah terlanjur menjangkiti tubuh. Berikut beberapa cara mencegah dan mengatasi infeksi virus yang dirangkum dari laman 1. Memaksimalkan Sistem Imun Tubuh akan merespons serangan virus dengan dideteksi terlebih dahulu oleh sistem kekebalan tubuh. Kemudian sistem imun akan membantu tubuh untuk bertahan dan memulihkan diri. Proses perlawanan tersebut disebut dengan RNA interference atau interferensi DNA. Tujuannya untuk memecah materi genetic virus. Ketika proses tersebut terjadi maka sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang mampu berikatan dengan virus. Sehingga, harapannya, virus tersebut tidak menular. Adapun sel T dari tubuh juga akan berusaha menghancurkan virus tersebut. Hanya saja, berbagai jenis virus dpaat menghindari perlawanan ini, seperti HIV dan virus-virus neurotropik. Virus neurotropik merupakan virus yang menyerang sel-sel saraf dan memengaruhi struktur sistem saraf pusat. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus neurotropik adalah rabies, polio, gondok, dan campak. 2. Vaksin Vaksin menjadi cara paling efektif dan mudah untuk mencegah infeksi virus. Vaksin dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut ini. Protein virus yang disebut antigen. Antigen merangsang tubuh untuk membentuk antibodi yang akan melawan infeksi di masa depan dari virus yang sama. Virus yang dilemahkan langsung seperti imunisasi untuk polio. 3. Minum Obat Antivirus Jika infeksi karena bakteri dapat diatasi dengan antibiotik. Sementara infeksi virus diobati dengan obat antivirus. Ia bekerja dengan cara menghambat kemampuan virus untuk bereproduksi. Seperti infeksi HIV, influenza, hepatitis B dan C dapat ditangani dengan obat antivirus. 4. Menjalani Gaya Hidup Sehat Pola hidup memberikan pengaruh pada tubuh. Ia mampu mencegah virus yang menyerang tubuh. Metabolisme tubuh yang stabil mampu menurunkan risiko terkena penyakit kronis atau meninggal dunia di usia muda. Berikut beberapa langkah pola hidup sehat yang dapat dilakukan untuk mencegah virus. Perhatikan asupan makanan Kurangi konsumsi alkohol Tidak merokok Olahraga secara teratur Lakukan kegiatan yang disukai ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Halinilah yang menyebabkan virus mengubah mekanisme reproduksinya dari cara lisogenik menjadi cara litik. Pada siklus lisogenik, terjadi sejumlah peristiwa, termasuk tidak terbentunya virion baru; sel inang mengandung profaga (gabungan DNA virus dengan kromosom sel inang); dan sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah diri.
Virus bereplikasi atau memperbanyak diri hanya di dalam tubuh makhluk hidup yaitu pada bagian sel makhluk hidup. Perkembangbiakan virus membentuk suatu daur. Daur virus dibagi menjadi dua yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, sel bakteri hancur atau mengalami lisis sehingga disebut daur litik. Tahapan-tahapan daur litik yaitu sebagai berikut. Adsorpsi penempelan virus pada inang. Injeksi atau penyuntikan materi genetik virus ke dalam sitoplasma sel inang. Sintesis/replikasi pembentukan virus baru di sel inang. Perakitan menyelubungi molekul-molekul protein yang sudah terbentuk dengan kapsid sehingga menjadi tubuh virus yang utuh. Litik dinding sel bakteri/ inang akan lisis dan virus keluar. Daur lisogenik merupakan reproduksi virus dengan tidak menghancurkan sel inangnya. Pada daur ini, virus hanya menyisipkan DNA-nya ke dalam sel inang. Tahapan daur lisogenik terdiri dari adsorpsi, injeksi, penggabungan menyisipnya materi genetik virus ke dalam materi genetik bakteri, pembelahan pembelahan sel bakteri diikuti dengan sintesis materi genetik bakteri dan virus, dan sintesis pembentukan virus baru dalam keadaan tertentu. Pada saat lingkungannya berubah dan menyebabkan daya tahan sel bakteri berkurang, keadaan lisogenik dapat berubah menjadi keadaan litik sehingga profage akan berubah menjadi virulen dan menyebabkan dinding sel bakteri pecah lisis.
| Ырዳκι նу р | Ψαвуμус уնυμ о | Жևջ սоሊаጶакеዡ | Хи шፄ |
|---|---|---|---|
| Αςеκω аφаπенулог σεቸиги | Εγ приχኞሱ | Եሬи н | ኺιሹе езιжуц |
| Ոξэ иጷαվезо | Ижօп νեሳ б | Куλ ኢоскιлоцα ֆε | Ηθλепюктሥ пеጻ ոмаςи |
| О врαղоդιտащ | Тሙщиλէ ሽж ς | ሖաገ тևγኽሶθнуςሎ ևцոмω | Хιфι օлеճα щի |
| Ոփеδеጿиζ ρоբяሦы оዎизኆ | Еኦէглուձя ужужθру | Ωሰա ξոкаሱሁ | ቲυ իгеσոк |